Minggu, 31 Oktober 2010

Inilah Pembelaan Dari Jovo Tentang Rencana Evaluasi Dirinya

Pelatih Jovo Cuckovic dalam posisi tidak nyaman di kursi pelatih Persib. Pascakekalahan dari Persija 0-3, seperti dilansir dari beberapa media, nasibnya di Persib akan ditentukan setelah hasil pertandingan melawan PSPS Pekanbaru, Selasa (2/11). Pelatih asal Serbia ini melakukan pembelaan atas rencana manajemen Persib tersebut. Menurut Jovo, ketika Persib kalah, hampir semua pihak menyalahkan dirinya, sehingga dia merasa tersudutkan. "Sepertinya mereka tidak melihat kesulitan yang saya hadapi untuk melatih dengan serius dan secara profesional," ujarnya.

Menurut Jovo, semua mengatakan Persib adalah tim besar yang dihuni pemain-pemain bintang kelas satu Indonesia. Namun, dia hanya melihat pemain-pemain bintang di luar lapangan. "Memang saya akui mereka adalah pemain-pemain tim nasional, tetapi ketika bermain untuk Persib, mereka masih membawa label mereka sebagai pemain nasional bukan bermain sebagai pemain Persib," ujarnya. Ia menambahkan sebuah kesulitan yang amat sangat kompleks, tim sebesar Persib tidak memilki infrastruktur pendukung yang layak. Sebagai contoh adalah lapangan. Persib tidak memiliki lapangan milik sendiri yang layak untuk berlatih. Kebanyakan lapangan yang dipakai untuk latihan tidak memenuhi syarat untuk berlatih. Lapangan itu keras, tidak rata, atau tidak bisa digunakan karena sedang dalam perbaikan.
"Bagaimana bisa menjalankan program latihan saya kalau untuk berlatih kita masih mencari-cari lapangan. Tenaga dan konsentrasi pemain sudah menurun dan habis dalam perjalanan menuju tempat latihan. Program latihan saya pun terkendala ketika latihan ditunda atau dibatalkan tiba-tiba hanya karena lapangan tidak bisa dipakai akibat cuaca yang terus-menerus hujan. Meski kita tidak bisa melawan kondisi cuaca, seharusnya ada alternatif lain yang dapat dijadikan solusi ketika lapangan tidak bisa dipakai," kata Jovo.

Infrastruktur yang tidak mendukung, kata Jovo, akan mengakibatkan pelatih dan pemain kesulitan untuk melakukan perkembangan baik dalam latihan maupun dalam pertandingan. Lapangan yang selalu berpindah-pindah bukan saja menggangu konsentrasi dan menurunkan semangat latihan para pemain, tetapi juga bisa membuat pemain enggan untuk berlatih maksimal karena takut mengalami cedera. Contohnya di mes Persib saat berlatih untuk persiapan melawan Persija. Lapangan di sana sangat keras dan tidak layak untuk dipakai sebagai lapangan berlatih taktik dan strategi.  "Permasalahan utama saja tidak diperhatikan, bagaimana dengan nasib perkembangan teknik dan kemampuan berkonsolidasi tim," ujarnya.

Jovo mengutarakan banyak yang bertanya kepada dirinya tentang penerapan strategi dan taktik. "Saya katakan, berikan saya bola, peralatan latihan untuk variasi latihan, lapangan yang layak dan semua pemain tanpa terkecuali, maka saya bisa konsentrasi penuh untuk menerapkan taktik dan strategi. Terlalu banyak pemain yang absen secara bergantian, bagaimana saya bisa menerapkan strategi dan taktik permainan untuk dipahami seluruh pemain jika setiap latihan selalu saja ada yang tidak bisa mengikuti latihan denga berbagai alasan seperti cedera, sakit, ada keperluan pribadi, dipanggil timnas dan lain-lain."
Ia pernah bertanya kepada manajemen kenapa lapangan di mes tidak dimaksimalkan sebagai tempat latihan. Di sana fasilitas sudah ada seperti kamar tidur, ruang "meeting", ruang makan, dapur, lampu lapangan, dan tempat-tempat kosong untuk dijadikan pos-pos ruangan lain seperti ruang medis yang layak, ruang fitness dan lain-lain. Dengan begitu, semua bisa berkumpul di sana. Di lain pihak, saat ini semua pemain tidak dalam satu ruma. Itu yang menjadikan mereka harus mengeluarkan tenaga dan konsentrasi ekstra ketika menjalankan agenda latihan, dan dia pun mengalaminya.

"Tidak masalah buat saya jika saya harus tinggal di mes, asalkan semua pemain pun ada di sana. Itu lebih mudah buat saya untuk bekerja. Untuk lapangan, kita bisa mengganti dengan rumput sintetis. Memang rumput sintetis harganya mahal, tetapi itu garansi untuk 50 tahun ke depan. di Eropa bahkan di negara-negara Asia yang menginginkan perkembangan tim sepabolanya maju pesat, mereka semua menggunakan lapangan denga rumput sintetis. Tidak ada alasan hujan, panas, salju atau rumput yang tidak rata, latihan akan tetap bisa berjalan pagi, siang, sore bahkan malam hari. Jika sudah ada lapangan dengan rumput sintetis, maka tidak perlu lagi ada pengeluaran uang untuk membeli solar dan menyewa lapangan. Saya akan pastikan para pemain pun akan lebih konsentrasi dan semangat untuk berlatih. Jika latihan maksimal, saya yakin saat bertanding pun mereka akan lebih maksimal," ujarnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar